4 Amanah Utama Islam (4 genap, 5 sempurna)
1. Bersatunya Ummat Islam
"sesungguhnya seluruh ummat muslim,
semua bersaudara, semua keluarga."
Banyak aliran islam terkemuka di bumi, dan tidak sekali setiap aliran islam saling berselisih, menciptakan perbedaan dan permusuhan atau sengketa. Adapun negara islam atau kota, komunitas, distrik islam yang bertetangga, tetapi berulang kali melakukan perselihan atau sengketa yang bersifat duniawi, ras kesukuan, primordialis. Padahal sesungguhnya sebagai ummat muslim tidaklah pantas bermusuhan dan mementingkan ego masing-masing yang akhirnya menciptakan perpecahan. Karena dasarnya sejak islam disyiarkan, “seluruh ummat islam adalah saudara, keluarga.” Sekiranya ada suatu golongan (islam) yang memisahkan diri dari golongan (islam) yang lain, sombong terhadap saudaranya, maka ia tidak tergolong sebagai ummat islam melainkan golongan yang lain.
Perihal lain, perpecahan ummat muslim adalah harapan besar bagi syaitan dari golongan jin dan manusia. Ditengah-tengah perselisihan dan kesombongan, banyak ummat yang tidak menyadari bahwa mereka sedang diadu-domba oleh musuh-musuh Allah. Terjadinya keragaman perselisihan, perpecahan dan sengketa di dalam ummat menjadi kebanggan bagi sekutu iblis. Dengan demikian perlu disadari dan ditegaskan kembali bahwa menegakkan persatuan ummat islam adalah prioritas ummat di jaman ini. Saling menghampiri, saling tolong-menolong dan saling memaafkan.
Terdapat suatu pesan beliau demi amanah ini yakni,
“Dilarang keras menggunjing atau mencela saudara/i-nya sendiri. Kecuali adanya niatan besar dan kuat untuk memperbaiki kekurangan saudaranya dengan perbuatan (tidak hanya sekedar kata-kata) melalui 3 tahapan. 3 tahapan tersebut yakni, teguran halus atau nasihat halus, kemudian teguran keras, jika tidak mampu pula dengan hati (kasih sayang persaudaraan.)”
“Sesungguhnya (musibah atau kekurangan, kelemaan) apa yang menimpa saudaramu adalah contoh dan tolak ukur kepada dirimu agar kamu bersyukur. Namun jika kamu memiliki kesanggupan untuk menolong atau mengangkat derajat orang tersebut maka yang demikian itu adalah amanah bagimu sebagai orang yang bertakwa kepada-Nya.”
2. Menjaga kebersihan dan kelestarian alam
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya menyukai kebersihan dan kelestarian alam."
Kebersihan dan kelestarian alam adalah sebagian dari iman dan ibadah. Amanah ini hadir untuk menghidupkan kesadaran dalam merawat keseimbangan, kebersihan dan kelestarian lingkungan. Namun sepertinya amanah ini sudah tidak perlu dipermasalahkan lagi karena sudah banyak masyarakat kita yang memiliki kesadaran yang tinggi dalam kebersihan dan kelestarian alam ini. Bilamana masih ada masyarakat yang masih suka membuang sampah sembarangan, atau dengan sembarangan maka ada baiknya untuk ditanggulangi dan diberikan pemahaman serta kesadaran dalam kebersihan dan kelestarian alam ini.
3. Membangun Rumah Islam
"semua orang berhak mendapat kecukupan kebutuhan pokok."
"semua orang berhak mendapat kesehatan yang memadai."
"semua orang berhak mendapat pengajaran, ilmu pengetahuan."
"semua orang berhak mendapat kehidupan yang layak."
"semua orang berhak untuk hidup adil dan merata."
Semua orang yang terlahir di dunia berhak untuk hidup berkecukupan, terpenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup ini meliputi kebutuhan primer (sandang, pangan, papan), ilmu pengetahuan (SDM, SDA), teknologi, kesehatan fisik dan psikis. Akan tetapi di jaman sekarang segala sesuatu menjadi kompetisi persaingan jual-beli termasuk fasilitas untuk urusan keagamaan. Banyak fakir miskin yatim piatu orang-orang terlantar menjadi korban dari betapa dinamisnya permainan jual-beli ini. Banyak dari kalangan fakir miskin tidak dapat bangkit menjadi orang yang bermanfaat lantaran kurangnya fasilitas, kesehatan mental, serta ilmu pengetahuan atau keterampilan yang mereka miliki. Sebagian dari orang-orang yang kekurangan memilih jalan pintas melalui lintas kriminalitas. Sementara masa depan tidak hanya dimiliki oleh orang menengah keatas tetapi juga menengah kebawah. Sekiranya orang-orang yang memilih jalan pintas kriminal ini semakin marak dan berkuasa, maka akhir dan kehancuran ummat manusia pun sudah dapat disimpulkan.
Beliau menjelaskan bahwa sebuah ukuran kesejahtaraan serta kemajuan evolusi ummat manusia dapat dinilai dari golongan yang paling terbelakang. Dan dari sana pulalah Allah Menimbang seberapa pantaskah manusia diberi perpanjangan untuk meneruskan siklus kehidupannya. Sekiranya kemiskinan dan kebobrokan moral ummat sudah mencapai pada garis yang melampaui batas maka akan ada “warning” bagi suatu kaum untuk dapat menginstropeksi diri melalui tanda-tanda Kebesaran-Nya. Di jaman sekarang ini pakar ekonomi dan spiritual manapun pasti dapat menilai bagaimana kritisnya kesejahteraan, keadilan serta moralitas ummat saat ini. Dibalik kemegahan dan kekayaan mewah suatu kaum, disanapulalah ancaman terbesar kepunahan ummat dikarenakan tidak adanya keseimbangan dalam pemerataan kesejahteraan.
“Allah Marah Tetapi Allah Bersabar sampai ummat manusia benar-benar mau merubah takdirya sendiri menjadi lebih baik. Tanda-tanda peringatan telah diterangkan, bencana dan fenomena kecil pun telah ditampakkan. Bilamana manusia tetap mengabaikan peringatan ini maka bencana-bencana serta kesulitan yang akan melanda ummat manusia adalah balasan dari perbuatan ummat itu sendiri.”
Dengan demikian beliau mengharap agar seluruh ummat muslim menerapkan kembali ilmu Rasulullah Isa as, yakni ilmu pondok asuh atau panti asuhan. Dengan mengesampingkan praktek jaul-beli, menberikan kebutuhan utama yang disebutkan diatas dan memberika ilmu pengetahuan serta keahlian keterampilan kepada fakir miskin, yatim piatu, orang-orang terlantar dan orang-orang yang tidak mampu berkarya (dikarenakan kelainan psikologis, dsb) hingga mereka sanggup mensejahterakan diri mereka sendiri. Untuk lebih jelasnya klik link disini. Sekiranya seluruh ummat manusia sudah mendapatkan kecukupan yang adil dan merata maka dipersilakan untuk kembali menerapkan ilmu Rasulullah Muhammad saw, yakni ilmu dagang.
4. Pengangkatan Imam atau khalifah ummat islam
Setiap agama pasti
memiliki pemimpin besar atau imam agamanya. Contohnya seperti ummat nasrani
adalah Paus Paulus, ummat Buddha adalah Dalai Lama. Dengan adanya pemimpin
besar ini, ketika ada fitnah yang sedang timbul ditengah-tengah agamanya maka
pemimpin besar ini akan membela agama dan golongannya dengan tegas. Lantas
bagaimana dengan Imam Ummat Islam? Ditengah hiruk pikuk perpecahan dan fitnah
yang melanda ummat islam siapakah yang sebenarnya membela? Adapun permasalahan
serta musibah yang melanda saudara/i se-islamnya sendiri tetapi yang lain diam saja, hanya beberapa yang
mengulurkan tangan. Para cendekiawan dan pemuka besar agama islam pun tunduk
pada larangan pemerintahan global yang tatkala diam-diam mereka sendiri ikut
serta dalam memfitnah dan memusuhi ummat muslim atau agama islam. Dengan demikian
dengan hadirnya seorang imam dalam islam, seorang imam khalifah dapat membela kebenaran dan
keadilan ummat muslim di kemudian hari agar mencapai kebenaran agama tauhid
tanpa harus tunduk pada pemerintahan global.
Amanah ke-4 ini akan terpenuhi jika ketiga amanah (1-3) telah terpenuhi. Disaat waktunya telah tiba, hadirlah Imam Al-Mahdi atau selain darinya ditengah-tengah masyarakat sebagai seorang khalifah. “Begitulah Janji Allah”, terangnya. Dan amanah 1-3 bukanlah amanah imam Al-Mahdi seorang melainkan amanah dari ummat muslim sendiri. Dan ummat muslim sendirilah yang memulai atau melaksanakan. Beliau mungkin hanya membantu dari belakang dengan sembunyi-sembunyi. Dikarenakan sebenarnya melalui amanah-amanah ini, ummat muslim sedang Diuji Oleh Allah. Apakah ummat muslim bersungguh-sungguh dalam urusan (agama) Allah dan sesiapa yang benar-benar membela (agama) Allah.
Amanah ke-4 ini akan terpenuhi jika ketiga amanah (1-3) telah terpenuhi. Disaat waktunya telah tiba, hadirlah Imam Al-Mahdi atau selain darinya ditengah-tengah masyarakat sebagai seorang khalifah. “Begitulah Janji Allah”, terangnya. Dan amanah 1-3 bukanlah amanah imam Al-Mahdi seorang melainkan amanah dari ummat muslim sendiri. Dan ummat muslim sendirilah yang memulai atau melaksanakan. Beliau mungkin hanya membantu dari belakang dengan sembunyi-sembunyi. Dikarenakan sebenarnya melalui amanah-amanah ini, ummat muslim sedang Diuji Oleh Allah. Apakah ummat muslim bersungguh-sungguh dalam urusan (agama) Allah dan sesiapa yang benar-benar membela (agama) Allah.
5. "Perangilah kebathilan! Perangilah syaitan!"
Kebathilan tidak selalu
apa yang tampak dan terdengar diluar. Memerangi Kebathilan disini adalah
memerangi sifat-sifat buruk yang ada di dalam diri terlebih dahulu, memerangi
syaitan yang bersemayam dalam diri. Kebathilan ini bersifat amarah, kedengkian,
kesombongan (takkabur), keserakahan, jiwa pamer (ingin dipuji), rakus (gila
makan), nafsu birahi yang salah tempat, candu/senang berbohong, senang
membicarakan kekurangan orang lain, rasa ingin atau mengambil yang bukan
hak-nya, kemalasan disaat mampu (maunya hanya meminta-minta, mengemis), rasa kebencian,
perasaan ingin membangkang kepada Allah, sifat tidak mau bersyukur (merasa
kurang terus) dsb.
Beliau menjelaskan bahwa dasarnya setiap manusia memiliki jiwa yang baik-baik karena memilki Nur Allah. Jika kita membahas sifat kemanusiaan dan sifat binatang pastilah semua memahami maksudnya. Namun bagaimana bisa seorang yang beriman dan bertaqwa yang biasanya dinilai baik mendadak melakukan perbuatan nista? Beliau menjelaskan bahwa banyak orang tidak menyadari akan syaitan yang bersemayam dalam dirinya, jiwanya. Seringkali manusia tidak menyadari keberadaan syaitan ini di dalam dirinya sehingga ia tatkala lupa, menjadi lengah dan tanpa sadar melakukan kesalahan-kesalahan fatal yang sesungguhnya tidak Diridhoi Oleh Allah. Namun beliau enggan menjelaskan bagaimana syaitan ini masuk ke dalam diri. Belum saatnya, jelasnya.
Aku bertanya padanya, “Apakah syaitan adalah jin?” “Tidak.” jawabnya. Syaitan tidak selalu berwujud jin yang menghinggap pada manusia. Jin pun tidak selalu disebut syaitan. Adapula Jin muslim yang beretikad baik, beribadah dan mengaji. Jin pun bisa kerasukan syaitan. Lantas apalah syaitan ini? Syaitan ini sebenarnya adalah sifat buruk. Bagi memahami entitas gaib atau lapisan radiasi atom, syaitan ini berwujud bagai kabut asap yang gelap atau bayangan hitam yang hinggap pada relung jiwa. Akibatnya, melalui godaan atau bisikan syaitan ini dapat mengganggu kestabilan jiwa, emosi, maupun kejernihan berpikir seseorang atau suatu makhluk seperti jin atau hewan contohnya. Dengan demikian manusia yang senang menggoda dan menyesatkan yang lain maka disebut sebagai syaitan dari golongan manusia atau syaitan berwujud manusia seperti yang Dijelaskan Firman Allah dalam Surat An-nas. Akan tetapi walau aku menuliskan tentang sisi baik jin, aku tidak menyarankan saudara berteman dengan jin atau meminta pertolongan pada jin.
Beliau menjelaskan bahwa dasarnya setiap manusia memiliki jiwa yang baik-baik karena memilki Nur Allah. Jika kita membahas sifat kemanusiaan dan sifat binatang pastilah semua memahami maksudnya. Namun bagaimana bisa seorang yang beriman dan bertaqwa yang biasanya dinilai baik mendadak melakukan perbuatan nista? Beliau menjelaskan bahwa banyak orang tidak menyadari akan syaitan yang bersemayam dalam dirinya, jiwanya. Seringkali manusia tidak menyadari keberadaan syaitan ini di dalam dirinya sehingga ia tatkala lupa, menjadi lengah dan tanpa sadar melakukan kesalahan-kesalahan fatal yang sesungguhnya tidak Diridhoi Oleh Allah. Namun beliau enggan menjelaskan bagaimana syaitan ini masuk ke dalam diri. Belum saatnya, jelasnya.
Aku bertanya padanya, “Apakah syaitan adalah jin?” “Tidak.” jawabnya. Syaitan tidak selalu berwujud jin yang menghinggap pada manusia. Jin pun tidak selalu disebut syaitan. Adapula Jin muslim yang beretikad baik, beribadah dan mengaji. Jin pun bisa kerasukan syaitan. Lantas apalah syaitan ini? Syaitan ini sebenarnya adalah sifat buruk. Bagi memahami entitas gaib atau lapisan radiasi atom, syaitan ini berwujud bagai kabut asap yang gelap atau bayangan hitam yang hinggap pada relung jiwa. Akibatnya, melalui godaan atau bisikan syaitan ini dapat mengganggu kestabilan jiwa, emosi, maupun kejernihan berpikir seseorang atau suatu makhluk seperti jin atau hewan contohnya. Dengan demikian manusia yang senang menggoda dan menyesatkan yang lain maka disebut sebagai syaitan dari golongan manusia atau syaitan berwujud manusia seperti yang Dijelaskan Firman Allah dalam Surat An-nas. Akan tetapi walau aku menuliskan tentang sisi baik jin, aku tidak menyarankan saudara berteman dengan jin atau meminta pertolongan pada jin.
Kemudian, setelah ummat sanggup
memerangi kebathilan diri, memerangi syaitan dalam diri. Maka hadirlah amanah
untuk memerangi kebathilan dan syaitan yang sesungguhnya. Yakni mereka yang
memonopoli pemerintahan, para mafia, para pemabuk dan kriminal, pasar berzina
dan para pezina. Ketika semakin sedikitnya komunitas dan praktek kebathilan ini
berkurang, maka kebenaran demi kebenaran akan semakin terkuak atas siapa dalang
dari permasalahan yang mengharapkan tumbangnya agama Allah serta jatuhnya ummat
manusia pada kesesatan. Merekalah musuh Allah. "InsyhaAllah, setelah selesai 5 Amanah ini maka selesai pulalah jaman kesesatan. Era baru dimulai, kemudahan, kesejahteraan dan kedamaian dimana-dimana tetapi janganlah kamu lengah dengan kenikmatan-kenikmatan ini karena kemalasan serta kebodohan adalah ujian terbesar yang mengikis keimanan dan ketaqwaan di masa itu.
Adapun pesan-pesan dari
beliau yang mengingatkan tentang apa yang sebenarnya manusia jalani sejak
turunnya ke bumi ini, tentang suatu permulaan terciptanya manusia berakal pikir
pertama, hingga diturunkannya manusia dari surge ke bumi dan sejak saat itulah
permainan dimulai, perseteruan antara manusia dan iblis dimulai. Untuk lebih
jelasnya mengenai pesan - pesan tersebut bukalah
takdirberjalanlurus.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar